Friday, March 9, 2012

Ancient Sunlight, Burnivore, and Oil Companies

Manusia saat ini addicted dengan bakar-bakaran untuk memenuhi kebutuhan energinya hingga sudah berubah jenis dari Omnivore menjadi Burnivore. Sudah saatnya kita melangkah lebih jauh untuk memanfaatkan energi yang lebih bersih untuk masa depan. Lantas bagaimana nasib Oil Companies yang sudah sekian banyaknya invest di explorasi dan penggalian migas?

------------------------------------------------------------------------------

Para pemuja matahari (bukan dalam arti agama atau kepercayaan) mengatakan bahwa fosil fuel adalah "ancient sunlight", yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. Batubara dan Migas ini seperti baterai (energi storage) yang menyimpan energi matahari masa lampau.


Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya. Kemudian untuk mengubah mereka menjadi bentuk energi yang dapat digunakan seperti pembangkit listrik atau kendaraan bermotor juga akan terpotong effisiensinya.
Ada yang memberikan estimasi kasar untuk seluruh proses mengubah energy ancient sunlight menjadi listrik hari ini memiliki prosentase effisiensi sekitar 
0.0000000000001%, atau lebih rendah!

Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly inefficient  itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient sunlight" yang tersimpan di fosil fuel.
Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel.

------------------------------------------------------------------------------

Satu organisasi yang sangat informatif bernama Kajul "Energy Guru" (http://www.kajul.org/),  membagi energi dari asal muasalnya:
 - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) 
 - non solar radiation derived (nuclear & geothermal) 

Di website tersebut mereka memberikan istilah baru: burnivore.
Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: burnivore.
<quote>
Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than its own body is able to use. The Burnivore accesses an energy flow through a process of burning all kinds of Chemical Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and to expand air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it thinks are needed to improve its quality of life. <unquote>

Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan pangan.

------------------------------------------------------------------------------

Jadi, apa ini saatnya oil&gas companies gulung tikar?  
Jawabannya "TIDAK!"
Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
Pertama, pengalihan sumber energi (if ever happens) masih akan membutuhkan masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). 
Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas sebagai bahan bakar pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, polycarbon, parafin, aspal, lilin, dst  yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti peralatan, kendaraan, pelapis jalan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in google: "Oil is too Valuable to Burn" )


Salam,
WHY

2 comments:

  1. energi alternatif memang topik menarik. Kalau kita ganti ke bio solar, hutan2 tropis banyak ditebang untuk menanam kelapa sawit.. klo beralih ke listrik, sami mawon dengan burnivora karna sebagian besar sumber listrik dunia juga coal..yang paling menjanjikan memang sel surya, tp harganya bro mahal dan efisiensinya juga masih mengkhawatirkan :) nak rwa bineda ni ru wkwkwkwkkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap.. betul.. biofuel itu cuma menambah masalah saja, selain buka hutan itu, dia juga mengganggu supply pangan karena sebagian petani akan milih nanam biofuel..

      Kalau listriknya dari coal ya sami mawon.. jutru maunya bikin listrik tapi jangan dari mbakar (coal, BBM), tapi dari surya dan turunannya (angin & air), dan geothermal dan nuklir.. Tentunya semuanya harus liat kondisi daerah, yang rawan gempa, jangan pakai nuklir, yang ada potensi geothermal alangkah baiknya dimanfaatkan..

      Kalau tentang mobil listrik, itu masih jauh lebih mending daripada mobil BBM/G walaupun pembangkit listriknya juga coal/diesel. Karena efisiensi mesin mobil BBM/G itu sangat buruk! banyak sekali energi yang terbuang menjadi energi panas, suara, dan getaran. hanya sedikit yang jadi energi kinetik untuk mendorong laju mobil.
      Sedangkan pembangkit listrik memang didesain seefisien muungkin menghasilkan listrik. walaupun ada juga losses di kabel listrik dan siklus charging-discharging batere/aki mobil listrik, tapi masih jauh lebih efisien karena mobil listrik minim sekali menghasilkan panas, bising dan getaran. hampir seluruh energi yang dipakai itu untuk menggerakan mobil listrik tersebut..
      kira-kira begitu brow...

      rwa bineda pasti ada.. dimanapun itu.. ujung-ujungnya kita harus memilih mana yang lebih baik secara global..
      Contohnya gini, kalau geothermal bedugul ditolak karena membuka (sedikit) lahan hutan, dan kemudian mendirikan pembangkit batubara di lahan tidur di pesisir tandus dengan anggapan yang coal ini tidak membabat hutan.. kan beneh masih to?

      tapi kalau melihat secara global, mana yang akan lebih berpengaruh lebih parah ke iklim global: pembukaan lahan hutan yang hanya sekali tapi selama beroperasinya geothermal hampir tidak ada gas buangan berbahaya, atau pemanfaatan lahan tidur tapi membuang berbagai gas berbahaya dan gas2 rumah kaca setiap detik beroperasinya pembangkit selama berpuluh-puluh tahun?

      kira-kira begitulah.. mudah-mudahan sing kenyat.. haha..

      Delete